Pengertian Weda
Menurut Maharsi Sayana,
kata Weda berasal dari urat kata Vid yang berarti untuk mengetahui dan Weda
berarti kitab suci yang mengandung ajaran yang luhur untuk menuntun menuju
kehidupan yang baik dan menghindarkannya dari berbagai bentuk kejahatan ( Ista
prapy anista parihara yoralaukikam upayam yogranto vedayati sa vedah).
Weda berarti
pengetahuan. Tetapi, bila ditulis dengan huruf a (panjang), Weda berarti
kata-kata yang diucapkan dengan aturan-aturan tertentu. Jadi Weda adalah
kata-kata yang diucapkan, dinyanyikan atau dilagukan. Dari pengertian weda
akhirnya digunakan istilah mantra yang artinya menurut Bhagawan Medhaditi
adalah ucapan suara yang di atur menurut aturan. Bhagawan Bhrgu memberikan keterangan
bahwa Weda adalah Wahyu yang kebenarannya tidak dapat diragukan dan yang
menjadi sumber ajaran agama Hindu.
Perenungan :
Ko
addha veda ka iha pra vocat
Kuta
ajata kuta iyam visrstih
Arvag
deva asyavisarjanenatha
Ko
veda yatha abhuva
(Rgveda
X. 129. 6)
Artinya:
‘Siapakah
yang sesungguhnya mengetahui siapakah
yang
mampu menjelaskannya, dimana ia lahir
dan
dari manakah ciptaan ini berasal ?
Sesungguhnya
para devata belakangan dari
Terciptanya
alam semesta ini. Siapakah yang
Menegetahui
asal dari ciptaan ini’
Bahasa Dalam Weda
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda
disebut bahasa Sansekerta. Nama
Sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa
Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman
pokok dalam mempelajari Sansekerta. Tata bahasa Sansekerta disusun pada tahun
700 S.M. dan menamakan bahasa yang dipergunakan dalam Weda dengan nama Daiwi
Wak (bahasa/sabda Dewata). Baru dalam tahun 200 S.M. bahasa itu mulai dikenal
dengan nama Sansekerta. Tokoh yang merintis penggunaan tata bahasa Sansekerta
ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya
adalah kitab Bhasa yang ditulis pada abad II S.M. nama Sansekerta yang
diperkenalkan oleh Rsi Patanjali adalah untuk menyebutkan nama bahasa yang
dipakai oleh masyarakat umum dalam pergaulan di Bharatawarsa.
Jejak
Patanjali diikuti pula oleh Rsi Katyayana yang lebih dikenal dengan nama Rsi
Wararuci pada abad V S.M. Beliau menulis keterangan-keterangan tambahan atas
karya Panini disamping sebagai penulis Sarasamuccaya, yang karyanya telah
diterjemahkan di Indonesia kedalam bahasa Jawa Kuno pada waktu zaman keemasan
Hindu di Jawa dan telah pula dialihkan kedalam bahasa Indonesia pada tahun
1970.
Sifat Weda
Perenungan
Na yam jaranti sarado na masa,
Na dyava indram avakarsayanti
(Rgveda VI. 24. 7)
Artinya:
‘Tuhan Yang Maha Esa tidak menjadikan
dia tua,
Bulan dan demikian pula hari’
Sifat Weda adalah Anandi
dan Anantha. Weda itu bersifat Anandi dan Anantha, sebab Weda merupakan sabda
suci yang diterima melalui para Maha Rsi penerima wahyu. Sifat Weda dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a.
Weda tidak berawal, karena Weda sebagai
sabda suci yang telah ada sebelum alam diciptakan olehnnya.
b.
Weda tidak berakhir karena ajaran Weda
berlaku sepanjang zaman. Mangingat Weda tidak berawal dan tidak berakhir maka
disebut Ananda dan Anantha.
c.
Weda berlaku sepanjang zaman artinya dari
zaman prasejarah sampai zaman modern dari manusia tngkat kecerdasan tinggi
maupun rendah.
d.
Weda disebut Apourucyam, maksudnya Weda
tidak disusun oleh manusia melainkan di peroleh tau diterima oleh orang-orang
atau para Maha Rsi. Weda itu bukan budaya Agama dan bukan hasil ciptaan
manusia.
e.
Weda mempunyai keluwesan, tidak kaku,
tetapi tidak memiliki inti dan hakikatnya Weda bersifat feksibel.
Fungsi Weda
Perenungan
:
Yathenam vacam kalyamin avadani
janebhyah,
Brahma rajanyabhyam sudraya caryaya
Ca svaya caranaya ca
(Yayurveda XXVI. 2)
Artinya
:
‘Hendaknya disampaikan sabda suci ini
kepada seluruh umat
Manusia, cendikiawan-rohaniawan,
raja/ pemerintah/masyarakat.
Para pedagan, petani dan nelayan
serta para buruh, kepada
Orang-orangku dan orang asing
sekalipun’
Fungsi
Weda antara lain:
a. Weda
sebagai sumber kebenaran, etika dan tingkah laku.
b. Weda
sebagai kitab suci Agama Hindu digunakan sebagai penuntun umat manusia daam
usaha mencapai hidup suci.
c. Weda
memberikan jaminan terhadap keselamatan mahluk hidup di dunia baik sekarang
maupun yang akan datang.
d. Weda
merupakan ajaran kebenaran sehingga sangat di utamakan oleh umat Hindu di
dunia.
e. Weda
merupakan keimanan dan keyakinan yang sangat mendasar dalam usaha membebaskan
jiwanya untuk mencapai tujuan akhir, yaitu Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
Kedudukan Weda
a.
Weda,
kitab suci, sumber ajaran agama Hindu
Sebagai kitab suci agama Hindu maka
ajaran Weda diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber
bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun
untuk waktu-waktu tertentu. Sebagai kitab suci, Weda adalah sumber ajaran agama
Hindu sebab dari Wedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu.
Ajaran weda dikutip kembali dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab
susastra Hindu pada masa berikutnya. Segala tuntunan hidup ditunjukan kepada
kita oleh ajaran Weda yang terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana,
Aranyaka dan Upanisad, maupun yang dijelaskan kembali dalam kitab-kitab
susastra Weda atau susastra lainnya. Seperti yang telah di jelaskan sloka
berikut :
Weda castrartha tatwajno
Yatra taracrame was am,
Ihaiwa loke tisthansa
Brahma bhuyaya kalpate
Artinya
: Manawa
Dharmasastra (XII,103)
Dalam tingkat apapun manusia
mengetahui arti yang benar tentang ilmu Weda boleh tetap bahkan ia walaupun
semasih terikat dalam dunia ini,layak bersatu dengan Brahman.
b. Weda, wahyu Tuhan Yang Maha Esa
c.
Weda,
sumber hukum Hindu
Maharsi Manu peletak
dasar hukum Hindu menjelaskan bahwa Weda adalah sumber dari segala Dharma atau
hukum Hindu
Vedo
khilo dharma mulam
Smrti
sile ca tad vidam,
Acrasca
iva sadhunam
Atmanas
tustir eva ca
(Manawa Dharmasastra II.6)
Artinya
:
Weda
adalah sumber dari segala Dharma,
kemudian
barulah smrti, di samping sila, acara dan atmanastuti
Banyak sloka-sloka
yang menekankan pentingnya Weda sebagai sumber ajaran Hindu maupun sebagai
sumber hukum Hindu dalam meningkatkan kualitas pribadi maupun masyarakat.
d. Nama-nama lain kitab suci Weda
Dalam ajaran Weda terdapat juga
kitab suci weda yang dikenal dalam berbagai nama diantaranya yaitu :
1. Kitab Sruti,
artinya bahwa kitab weda adalah Wahyu yang diterima melalui kemekaran intuisi
para Maha Rsi.
2. Kitab Catur Weda,
nama Catur Weda dimaksudkan untuk menunjukan bahwa Weda itu merupakan himpunan
(Samhita) dari Rgweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda.
3. Kitab Rahasya,
karena inti ajarannya adalah usaha mencapai hidup yang tertinggi yaitu Moksa.
4. Kitab Agama. Kitab
Agama menunjukan bahwa kebenaran Weda adalah mutlak dan harus diyakini
kebenarannya.
5. Kitab Mantra,
karena kitab weda memuat nyanyian-nyanyian pujian.
e. Umur Kitab Suci
Weda
Weda
sebagai kitab suci Agama Hindu diyakini oleh umat Hindu sebagai Anadi Ananta, yakni tidak berawal dan
tidak berakhir. Weda diturunkan sejak umat manusia diciptakan. Para sarjana
yang melakukan pemikiran tersebut, antara lain sebagai berikut :
1.
Lokamanya Tilak Shastri memperkirakan bahwa wahyu telah diturunkan sekitar
tahun 6.000 SM.
2.
Bal Ganggadhar Tilak memperkirakan bahwa wahyu Weda diturunkan sekitar
tahun 4.000 SM.
3.
Dr. Haug memperkirakan
bahwa Weda telah diturunkan sekitar tahun 2400 SM.
4.
Dr. Max Muller memperkirakan
bahwa Weda diturunkan sekitar tahun 1200-800 SM.
5.
Heine Gelderen memperkirakan
bahwa Weda diturunkan sekitar tahun 1500-100 SM.
6.
Sylvain Levy memperkirakan
bahwa Weda diturunkan sekitar tahun 1000 SM.
7.
W. Stutterheim memperkirakan bahwa Weda diturunkan sekitar tahun
1000-1500 SM.
Berdasarkan perkiraan di atas jelaslah bahwa wahyu Weda
telah turun ke dunia berabad-abad sebelum tahun masehi, dan karenanya kitab
suci Weda amat tua usianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar