Kata darsana berasal dari urat kata drs yang artinya melihat, menjadi kata darsana ( kata benda ) yang artinya pengelihatan atau pemandangan. Kata Darsana dalam hubungan ini berarti pandangan tentang kebenaran ( filsafat ). Filsafat adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengungkapkan nilai – nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup yang dicita – citakan Nama atau istilah lain dari Darsana adalah Mananasastra ( pikiran atau renungan filsafat ), Picarasastra ( menyelidiki tentang kebenaran filsafat ), tarka ( spekulasi ), Sraddha ( keyakinan atau keimanan ).
Filsafat juga merupakan pencarian rasional kedalam sifat kebenaran atau realitas yang juga memberikan pemecahan yang jelas dalam mengemukakan permasalahan – permasalahan yang lembut dari kehidupan ini, dimana ia juga menunjukan jalan untuk mendapatkan pembebaan abadi dari penderitaan akibat kelahiran dan kematian.
BAGIAN - BAGIAN DARSANA
Ø Nyaya
Darsana
Pendiri ajaran ini
adalah rsi Gautaman yang juga dikenal dengan nama Aksapada dan Dirgathapas.
Pokok ajaran dari nyaya darsana berupa atma, tentang tubuh dan badan, panca
indra dengan objeknya, budddhi ( pengamatan ), manas (pikiran ), pravrtti (
aktivitas ), dosa, pratyabhapa ( kelahiran kembali ), phala ( hasil perbuatan),
dukha (penderitaan), dan Apavarga (bebas dari penderitaan).
Ø Vaisesika
Darsana
Pendiri ajarannya
adalah Rsi Kanada, yang juga dikenal sebagai rsi uluka, sehingga system ini
dikenal Auluknya Darsana dan juga dengan nama Kasyapa dan dianggap seorang
dewa-rsi kata uluka artiinya burung hantu. Aliran ini terdiri dari sepuluh bab
yaitu :
Bab I menguaikan
tentang keseluruhan kelompok padartha
Bab II berisi tentang
penetapan benda – benda
Bab III berisi tentang
jiwa dan indra dalam
Bab IV berisi uraian
tentang badan dan bahan penyusunnya
Bab V berisi tentang
karma atau kegiatan
Bab VI Berisi tentang
darma (kebaikan) menurut kitab suci
Bab VII berisi tentang
uraian sifat – sifat dan samakaya (saling berhubungan)
Bab VIII berisi tentang
wujud pengetahuan, sumbernya dan sebagainya
Bab IX berisi tentang
pemahaman tertentu (konkrit)
Bab X berisi uraian
tentang perbedaan sifat dari jiwa
Ø Samkhya
Darsana
Samkhya berasal dari
kata sansekerta ‘samkhya’ (pencacahan / perhitungan). Pendiri dari system
filsafat ini adalah maharsi Kapila muri yang dikatakan putra dari brahma dan
avatara wisnu. Pada system Samkhya tidak ada penyelidikan secara analitik kea
lam semesta, seperti keberadaan sesungguhnya yang merupakan susunan menurut
topik – topik daan kategori – kategori. Namun terdapaat suatu system tiruan
yang diawwali dari satu tatva atau prinsip mula – mula atau prakerti yang
berkembang menghasilkan suatu yang lain (prakaroti).
Ø Yoga
Darsana
Kata yoga berasal dari
kata ‘yuj’ yaitu menghubungkan. Yoga merupakan pengendlian aktivitas pikiran
dan merupakan penyatuan roh pribadi dengan roh tertinggi. Yoga didirikan oleh
maharsi Patanjali. Patanjali mendirikan filsafat ini dengan latar belakang
metafisika Samkhya dan menerima 25 prinsip atau tattva dari Samkhya, tetapi
menekankan pada sisi praktiknya guna realisasi darri penyatuan mutlak purusa
dan sang diri.
Ø Mimamsa
Darsana
Mimamsa sebenarnya
bukanlah cabang dari suatu system filsafat, tetapi lebih tepat kalau disebutkan
sebagai suatu penafsiran veda dimana diskusi filosofinya sama dengan semacam
alasan kritis pada Brahmana atau bagian ritual dari veda, yang menafsirkan
kitab veda dalam pengertian berdasarkan arti yang sebenarnya. Mimamsa
menyatakan bahwa jiwa itu banyak dan tak terhingga, bersifat kekal, ada dimana
– mana, dan meliputi segala sesuatu. Karena adanya hubungan antara jiwa dengan benda, maka jiwa mengalami avidya dan
karma vesana.
Ø Vedanta
Darsana
Filsafat ini sangatlah kuno yang
berasal dari kumpulan literature bangsa arya yang dikenal dengan nama veda.
Vedanta ini merupakan bunga dari semua spekulasi, pengalaman dan analisis yang
terbentuk dalam demikian banyak literature yang dikumpulkan dan dipilih selama
berabad – abad. Filsafat Vedanta ini memiliki kekushusan. Pendiri filsafat ini
adalah rsi Vyasa. Vedanta mengajarkanlah bahwa nirvana dapat dicapai dalam
kehidupan sekarang ini, tak perlu menunggu setelah mati untuk mencapainya.
Nirvana adalah kesadaran diri sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar